Koreng, Tareran, Minahasa Selatan
Koreng | |
|---|---|
| Negara | Indonesia |
| Provinsi | Sulawesi Utara |
| Kabupaten | Minahasa Selatan |
| Kecamatan | Tareran |
| Luas | 600 Hektar |
| Jumlah penduduk | 1,059 Jiwa |
| Kepadatan | - |
Koreng merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Tareran, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Indonesia.
Asal Usul Leluhur Desa Koreng
Asal
Dari Hari kehari seiring dengan berjalannya waktu serta banyaknya binatang buruan maka ikut serta Apo-Apo yang lain, mereka adalah;
Apo Tono, Apo Rumagit, Apo Sumesei, Apo Makaluntas, Apo Intjewulan (Berasal Dari Wuwuk), Apo Lempar. Karena mereka berasal dari tempat yang jauh maka Apo-Apo tersebut mencari tempat yang cocok untuk DUMASENG (Nginap/Bermalam) dan saat itu mereka temukan sebuah LOUR tersebut. Adapun DASENG tersebut mereka jadikan tempat makan dan minum (Pengelapan) serta tempat pengolahan hasil buruan disamping fungsi utama tempat untuk nginap.
Legenda Luak
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa mereka telah menemukan sebuah LOUR (Danau Kecil). Entah karena fenomena Alam atau sebab yang lain, air yang keluar dari mata air LOUR tersebut tidak seperti di mata air lainnya, pada waktu tertentu air itu meluap dan air yang keluar dari mata air LOUR tersebut bagaikan dimuntahkan dari perut bumi, sehingga gelembung air di mata air lebih tinggi dari permukaan air di LOUR tersebut (LUAK).
(LUAK=Muntah) Sampai sekarang apabila datang musim hujan maka debit air bertambah dan gelembung di mata air LUAK tersebut lebih tinggi dari permukaan air sawah yang ada bahkan bermunculan mata air yang lain.
Dari LUAK tersebut Mengalirlah air melalui serokan yang berhulu dari LUAK ke barat. Kemudian dari hari berganti hari maka pemburu-pemburu itu pindah DASENG yaitu pinggiran serokan LUAK bagian barat kompleks jaga IV (keadaan tahun 2018) kompleks Kel. Kawung Rumengan hal ini mereka lakukan untuk memudahkan permbersihan binatang hasil buruan supaya dekat dengan air.
Asal-Usul Nama Koreng
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa tujuan para leluhur datang untuk berburu. Dari wilayah perburuan mereka, terdapat satu tempat yang geografisnya bagian samping kiri dan kanan tebing yang curam -+20M-50M memanjang dari timur ke barat dan semakin ke timur semakin sempit sehingga di hulu lokasi itu tebing dan terjadi air terjun apabila hujan turun.
Karena itu setiap mangsa (Rusa, Babi Hutan) masuk ke lokasi itu maka binatang buruan itu sudah terjebak, sehingga para pemburu sangat mudah untuk menangkapnya, dengan demikian setiap kali mereka mengejar binatang buruan dibantu oleh anjing pelacak hewan buruan, maka mereka usahakan agar binatang buruan masuk di lokasi itu.
Dengan situasi kondisi tempat itu maka mereka namakan tempat itu = seperangkat alat penangkap ikan (Udang,Belut) yang terbuat dari bambu yang dianyam bagian mulutnya luas dan semakin kedalam menjadi sempit: nama perangkap itu "IGI"KORENG.
Dengan demikian para leluhur itu menamakan tempat itu "KORENG" atau perangkap.
Geografis dan Orbitasi
Desa Koreng dengan luas wilayah kurang lebih 600 Hektar, batas-batas Desa :
-Utara, berbatasan dengan wilayah Kepolisian Desa Wuwuk dan Wuwuk Barat.
-Timur, berbatasan dengan wilayah Kepolisian Desa Tumaluntung.
-Selatan, berbatasan dengan wilayah Kepolisian Desa Maliku/Kota Menara Kec. Amurang Timur.
-Barat, berbatasan dengan Kepolisian Desa Kaneyan.
Orbitasi
-Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 0,6 KM
-Jarak dari pemerintahan Kabupaten : 14 KM
-Jarak dari pemerintah Provinsi : 65 KM
Sarana dan Prasarana Desa
Pendidikan
Gedung Sekolah : TK GMIM, SDN INPRES, SD GMIM, SMPN 3 TARERAN, SMK PGRI Koreng.
Kesehatan : Satu Bangunan Puskesmas Pembantu (Pustu).
Keagamaan : GMIM PASINOOWAN Koreng, GPDI SOLA GRATIA Koreng, GEREJA ADVENT HARI KE-7 Koreng.
Lembaga Desa
-Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
-Lembaga Permberdayaan Masyarakat Desa Koreng (LPMD).
-Karang Taruna.
Sumber Data
- Antropologi sejarah budaya Minahasa oleh : H.M Taulu tahun 1981.
- Cerita rakyat/legenda desa koreng.
- Regester desa.
- Narasumber ; W.N Senduk (Mantan Kumtua), Jefri H. Mandagi (Mantan Kumtua), Lexi M. Dalengkade (Mantan PLT Kumtua), Gustaf Senduk (Tua-Tua Desa), Katoje Lumi (Tua-Tua Desa /Anggota Veteran).